Cerita di Balik Kejadian
Apa kabar semua! Maaf banget ni selama beberapa hari vakum ga nulis blog, dikarenakan kesibukan penulis di tempat kerja maupun di rumah.
Pada postingan kali ini penulis ingin membagi pengalaman penulis selama perjalanan camp bersama siswa beberapa hari yang lalu. Jadi begini, hari Kamis tanggal 29 Mei 2014 sekolah penulis memiliki agenda camp kelas 9 ke daerah Bedengan, Dau. Karena ini camp kelas 9,jadi otomatis semua wali kelas 9 harus berpartisipasi dalam kegiatan ini, termasuk saya. Pukul 13.30, siswa diberangkatkan ke tempat dengan jalan kaki. Karena saya suka sekali dengan hiking, maka saya putuskan untuk ikut bersama siswa jalan kaki. Saya berangkat bersama siswa yang berada di barisan paling belakang karena saya harus mengabsesn mereka semua terlebih dahulu sebelum berangkat.
Ketika sampai di perempatan dusun sempu, saya memutuskan untuk memilih jalan lurus, yang berbeda dengan jalan normal yang arahnya ke kiri. Karena saya guru, maka siswa yang tersisa di belakang mengikutiku. Setelah menempuh perjalanan sekitar 1 kilometer, mereka mengeluh capek. Saya maklumi memang, karena rute kami lebih jauh dari rute normal. Saya terus menyuruh mereka untuk terus saja meneruskan perjalanan, karena sangat tidak mungkin kalau harus kembali ke posisi semula dan ke rute normal. Akhirnya mereka setuju dan kamipun meneruskan perjalanan.
Ketika sampai di pertigaan sekolah dasar, mendung mulai kelabu, kamipun agak mempercepat perjalanan. Tidak lama kemudian, hujanpun turun dan kami berteduh di teras rumah terdekat. Setengah jam kemudian, hujan sudah reda dan kami teruskan perjalanan, kali ini perjalanan lumayan menghibur, kami disuguhi dengan pemandangan menarik, yakni di kiri kanan kebun jeruk yang luas. Namun, tetap saja terasa berat karena jalan menanjak sekali, sekitar miring 50 derajat dan ditambah lagi di pertigaan jalan tersebut kami tersasar sekitar satu kilometer.
sekitar pukul empat sore, kami memasuki kampung Desa Selokerto, kami mulai lega karena , perjalanan sudah dekat. Kami sholat ashar di masjid tersebut dan kemudian meneruskan. Begitu sampai di bumi perkemahan, terasa sangat senang sekali. Mengapa? Karena kami merasa ada sesuatu yang berkesan dari perjalanan tersebut, meskipun banya juga yang kesal ke saya karena perjalanan yang membuat capek.
Teman-teman blog sekalian, banyak ibrah yang dapat kita dapat dari perjalanan ini. Dalam proses pembelajaran, setiap orang tidaklah sama. Ada yang cepat sekali, seperti siswa saya yang berangkat dengan menumpang ke pikep, ada yang biasa biasa saja, seperti halnya siswa yang menempuh jalan yang normal tadi, atau yang sangat kurang sekali seperti saya dan siswa saya yang tersisa (hehehe). Namun, bagi siswa yang berada pada kategori ketiga, meskipun harus dengan bekerja keras untuk sampai kepada tujuan, namun ada hal hal lebih yang didapat dari keduanya, yaitu kepuasaan.Mereka yang cenderung akan lebih menikmati keberhasilan tersebut karena mereka mencapai hal tersebut dengan susah payahnya ketimbang dua kategori yang lain. Salam!!
0 comments:
Post a Comment