Mengingat pentingnya pengelolaan kelas, seorang wali kelas (homeroom teacher) perlu merencanakannya di awal tahun ajaran. Perencanaan tersebut meliputi bagaimana bentuk kelas yang diinginkan, menyusun visi dan misi kelas tersebut, peraturan dan konsekuensi logis yang diterapkan, target dan harapan apa yang ingin diraih selama1 tahun. Berikut ini adalah beberapa tips berdasarkan pengalaman saya dalam mengelola kelas selama menjadi wali kelas.
1. Planning
Dalam setiap melaksanakan pekerjaan apapun, planning adalah hal yang wajib dikerjakan terlebih dahulu. Meskipun hanya rencana, planning dapat memberkan gambaran ke arah mana siswa akan kita bawa dan apa yang kita harapkan dalam pembelajaran selama satu tahun. Karena pentingnya, maka seseorang guru (khususnya wali kelas) harus teliti dan jeli dalam membuat perencanaan. Karena perencanaan yang asal-asalan dapat berpengaruh buruk dalam kegiatan belajar mengajar selama satu ajaran, bahkan dapat mempengaruhi pola pikir siswa kepada guru, wali kelas, atau juga sekolah.
2. Menyusun Visi dan Misi Kelas
Misi merupakan tujuan sesuatu yang ingin dicapai sehingga menjadi patokan atau pedoman di suatu tempat, sedangkan visi merupakan pendukung atau jalan untuk mencapai misi. Dalam menyusun visi dan misi kelas, seorang walikelas haruslah melihat terlebih dahulu visi dan misi sekolah tempat dia bekerja, karena visi dan misi kelas tidak boleh menyimpang dari visi dan misi sekolah. Selain itu, visi dan misi kelas kita sesuaikan dengan juga dengan kondisi sekolah. Buat visi dan misi yang sederhana, namun cukup ampuh membuat kelas tersebut menjadi lebih baik.
3. Menentukan Peraturan dan Konsekuensi Logis Untuk Kelas
Dalam setiap komunitas, baik itu besar maupun kecil, diperlukan yang namanya peraturan. Peraturan diperlukan untuk keteraturan dan tercapainya suasana yang kondusif pada komunitas tersebut. Tidak terkecuali dengan kelas, dalam sebuah kelas juga diperlukan yang namanya peraturan. Dalam menentukan peraturan kelas, hendaklah melibatkan seluruh elemen kelas. Hal itu agar semua siswa benar-benar mau mentaati peraturannya. Jika peraturan sudah dibuat, diperlukan pula konsekuensi logis untuk siswa yang melanggar atau tidak mentaati peraturan. Konsekuensi logis disini tidak sama dengan hukuman. Konsekuensi logis lebih bersifat edukatif, karena lebih bersifat tanggung jawab atas kesalahan yang dibuat oleh siswa, tidak untuk mencederai. Misalnya, untuk siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan atau tugas dari guru, maka dia mendapatkan konsekuensi mendapatkan pekerjaan yang lebih banyak dari temannya. Selain memberi efek jera, dengan memberikan tugas lebih banyak maka siswa dapat mengejar ketertinggalannya karena dia tidak mengerjakan tugas sebelumnya.
4. Membuat Target yang Ingin Diraih
Agar keberadaan kelas bermakna, seorang wali kelas dan siswa-siswinya perlu membuat target. Hal tersebut dilakukan agar siswa memiliki arah yang jelas dalam belajar. Selain itu, membuat target kelas dapat lebih memperkokoh kekompakan siswa dan membuat siswa saling mendukung satu sama lain untuk ketercapaian targetnya. Sama halnya dengan menentukan peraturan dan konsekuensi logis, dalam menentukan target kelas perlu dilakukan musyawarah dengan semua elemen kelas, karena antara satu siswa dengan siswa yang lain tidak sama.
5. Buat Pengurus Kelas
Seperti halnya sekolah kebanyakan, setiap kelas perlu membuat yang namanya pengurus kelas. Meskipun sering dianggap sekedar formalitas belaka, sebenarnya pengurus kelas sangatlah penting. Hal tersebut karena bentuk organisasi terkecil siswa adalah kepengurusan kelas. Dalam kepengurusan kelas, siswa diajari bagaimana mengkondisikan antar teman, mengurus keuangan kelas, membenahi kebersihan dalam kelas, dan sebagainya.
6. Lakukan Outing Satu atau Dua Bulan Sekali
Sebagai upaya dalam mengatasi kejenuhan dalam belajar, wali kelas perlu merencanakan mengadakan kegiatan outing setiap satu bulan atau dua bulan sekali. Outing merupakan bentuk refreshing siswa. Dalam menentukan outing, tidak perlu mewah atau pergi ke tempat yang cukup jauh. Pilihlah tema outing yang sederhana dan tidak mengeluarkan biaya yang cukup besar, misalnya dengan makan bersama, nontong bareng, bermain futsal dengan siswa kelas, atau pergi ke tempat wisata yang terjangkau.
Kesemua tips diatas didasarkan atas pengalaman penulis sebagai wali kelas dan berharap bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Selamat mencoba!
Dalam setiap komunitas, baik itu besar maupun kecil, diperlukan yang namanya peraturan. Peraturan diperlukan untuk keteraturan dan tercapainya suasana yang kondusif pada komunitas tersebut. Tidak terkecuali dengan kelas, dalam sebuah kelas juga diperlukan yang namanya peraturan. Dalam menentukan peraturan kelas, hendaklah melibatkan seluruh elemen kelas. Hal itu agar semua siswa benar-benar mau mentaati peraturannya. Jika peraturan sudah dibuat, diperlukan pula konsekuensi logis untuk siswa yang melanggar atau tidak mentaati peraturan. Konsekuensi logis disini tidak sama dengan hukuman. Konsekuensi logis lebih bersifat edukatif, karena lebih bersifat tanggung jawab atas kesalahan yang dibuat oleh siswa, tidak untuk mencederai. Misalnya, untuk siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan atau tugas dari guru, maka dia mendapatkan konsekuensi mendapatkan pekerjaan yang lebih banyak dari temannya. Selain memberi efek jera, dengan memberikan tugas lebih banyak maka siswa dapat mengejar ketertinggalannya karena dia tidak mengerjakan tugas sebelumnya.
4. Membuat Target yang Ingin Diraih
Agar keberadaan kelas bermakna, seorang wali kelas dan siswa-siswinya perlu membuat target. Hal tersebut dilakukan agar siswa memiliki arah yang jelas dalam belajar. Selain itu, membuat target kelas dapat lebih memperkokoh kekompakan siswa dan membuat siswa saling mendukung satu sama lain untuk ketercapaian targetnya. Sama halnya dengan menentukan peraturan dan konsekuensi logis, dalam menentukan target kelas perlu dilakukan musyawarah dengan semua elemen kelas, karena antara satu siswa dengan siswa yang lain tidak sama.
5. Buat Pengurus Kelas
Seperti halnya sekolah kebanyakan, setiap kelas perlu membuat yang namanya pengurus kelas. Meskipun sering dianggap sekedar formalitas belaka, sebenarnya pengurus kelas sangatlah penting. Hal tersebut karena bentuk organisasi terkecil siswa adalah kepengurusan kelas. Dalam kepengurusan kelas, siswa diajari bagaimana mengkondisikan antar teman, mengurus keuangan kelas, membenahi kebersihan dalam kelas, dan sebagainya.
6. Lakukan Outing Satu atau Dua Bulan Sekali
Sebagai upaya dalam mengatasi kejenuhan dalam belajar, wali kelas perlu merencanakan mengadakan kegiatan outing setiap satu bulan atau dua bulan sekali. Outing merupakan bentuk refreshing siswa. Dalam menentukan outing, tidak perlu mewah atau pergi ke tempat yang cukup jauh. Pilihlah tema outing yang sederhana dan tidak mengeluarkan biaya yang cukup besar, misalnya dengan makan bersama, nontong bareng, bermain futsal dengan siswa kelas, atau pergi ke tempat wisata yang terjangkau.
Kesemua tips diatas didasarkan atas pengalaman penulis sebagai wali kelas dan berharap bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Selamat mencoba!
0 comments:
Post a Comment